TUGAS 2 BAHASA VISUAL ( PERSEPSI SOSIAL TERHADAP MANUSIA )
Dalam mata kuliah DKV 2 saya semester lalu dimana ketika sedang mempelajari materi tentang GSM ( Graphic Standar Manual ) saya mengambil sebuah UMKM yang memang dimiliki oleh teman saya sendiri yaitu sebuah Angkringan yang kalian atau teman-teman bisa jumpai di samping indomaret Arumdina Cibubur, Jakarta Timur.marilah langsung saja kita masuk ke dalam pokok pembahasan tugas persepsi sosial.
- what ( apa ) : Angkringan adalah sebuah kedai tradisonal dan sederhana yang biasanya menjajakan berbagai kuliner khas nan tradisional dengan harga yang terjangkau.Makanan ini berupa nasi kucing, aneka sate satean, seperi usus , ati ampela, ayam potong, gudeg, dan tak lupa segala jenis minuman seperti kopi dan es. Makna pesan yang disampaikan adalah bahwa tidak harus merogoh kocek yang dalam untuk bisa kalian makan enak, konsep Angkringan mungkin adalah satu dari banyaknya opsi jika kalian hendak ingin kenyang namun tidak membuat dompet meradang.
- who ( siapa ) : biasanya para penikmat angkringan, khususnya angkringan indoskuy adalah para kaula muda jenjang pendidikan sma sampai tingkat kuliah juga para pekerja yang biasanya tergolong memiliki penghasilan yang cukup. Mereka biasanya sangat memikirkan pengeluaran mereka agar dapat mencukupi kehidupan mereka. Angkringan adalah solusi karena makanan yang ditawarkan disini sangat terjangkau. Terkhusus buat para pekerja yang berasal dari jawa tengah, angkringan biasanya mengusung konsep kultur dari jawa tengah, jadi tidak hanya suasana yang ditampilkan , namun makanan tradisonal khas jawa biasanya sudah menjadi syarat wajib disini.
- why ( mengapa ) : pemilihan kaula muda jenjang SMA hingga kuliah dipilih karena budjet mereka dikatakan cukup untuk bisa menghemat uang saku mereka namun tetap bisa memakan olahan yang bercita rasa enak namun bisa tetap menghemat pengeluaran mereka. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa angkringan adalah tempat berkumpulnya para kaula muda karena dengan hanya di Angkringan mereka bisa menikmati waktu berkumpul dengan makanan enak namun dimanjakan dengan harga yang sangat terjangkau.
- how ( bagaimana ) : bentuk desain sebaiknya dibuat tidak melenceng jauh dari tema yang ditampilkan. kedai tradisional kedaerahan yang memiliki harga hidangan yang merakyat. Pemilihan itu berupa tetap mempertahankan sisi radisional seperti : gerobak, blangkon, dan perkakas serta perangkat alat memasak dan alat wadah menu dihidangkan.
PRINSIP PERSEPSI SOSIAL ANGKRINGAN INDOSKUY
- . Persepsi berdasarkan pengalaman
biasanya persepsi ini terjadi ketika rasa internal seperti lapar atau ingin berkumpul namun dengan budjet yang pas dengan yang kita miliki. Hal ini dapat ditemui bahwa audience akan memilih kedai yang terlihat sederhana biasanya menyediakan aneka menu yang murah ketimbang kedai yang terlihat modern futuristik. Budaya pengunjungnya pun pasti tak luput dari pertimbangan, tentu jelas gaya pengunjung dari kedai tradisoinal angkringan dengan resto tradisonal yang bisa dilihat mungkin dengan gaya berpakaian juga kendaraan yang dibawa atau jumlah serta jenis kendaraan yang dipakai oleh para pengunjungnya.
Contoh dari persepsi ini bisa dikesimpulkan seperti Angkringan biasaya hampir mirip dengan kedai coffe , jika tidak memperhatikan dengan lebih lanjut biasanya akan sangat diluar dugaan. atau contoh lain adalah kita pikir semua hidsngsn dijusl dengan harga mahal namun belum tentu, juga para pengunjung yang ternyata tidak hanya para pekerja yang bisa menikmati , namun anak sekolah juga bisa.
angkringan biasanya dikenal dengan selalu menyediakan hidangan khas tradisional javanese culture dengan harga merakyat, persepsi inilah yang selalu diingat ketika kerap kali kita mampir di sebuah angkringan, dimana ketika kitaa sudah memesan makanan maka tidak ada ketakutan tidak akan mampu kita untuk membayarnya.
desain angkringan dianggap jadul oleh sebagian halayak karena menggunakan gerobak, namun justru ini adalah ciri khas yang dipertahankan karena memang konsep angkringan adalah kedai sederhana bernuansa tradisonal kedaerahan. menggunakan ruko bangunan memang masih bisa disebut kedai namun akan lebih tradisonal jika mempertahankan produk atau ciri khas yang selama ini memang sudah melekat diingatan masyarakat bahwa angkringan tidak jauh dari gerobak dan cara makan yang lesehan.. Ada juga persepsi muncul bahwa dengan ciri ciri yang disebutkan sebagian menganggap angkringan adalah tempat kuliner kaum menengan ke bawah padahal nyatanya semua kalangan bisa masuk disini dan tidak terikat bahwa yang makan disini adalah orang yang kurang mampu/hidup yan berkecukupan, nyatanya banyak orang kaya juga masih memburu angkringan untuk merayakan kumpul bersama teman atau keluarga.
Komentar
Posting Komentar